Tuesday, May 20, 2008

Aku dan Peringatan Kelahiran Budha


Masyarakat Korea Selatan terutama generasi tua dikenal masih sangat memegang tradisi konfucu atau ajaran Budha.

Nah.. sejalan dengan kenyataan tersebut, maka peringatan hari lahirnya Sang Budha Gautama di Korea cukup meriah. Hal ini dapat dilihat dari lampu-lampu kertas (lampion kali ya) yang menghiasi jalan-jalan, serta banyaknya pengikut ajaran Budha yang melakukan "sembahyang" dikuil-kuil.

Tepat pada malam peringatan kelahiran Budha saya beserta beberapa teman, menyempatkan diri untuk melihat kegiatan para pengikut Budha di sebuah kuil yang terletak di pusat kota Seoul, tepatnya disekitar daerah Jonggak.

Halaman kuil yang cukup sederhana itu dihiasi dengan ribuan lampion yang digantungkan hampir menutupi seluruh bagian halaman. Agak kedalam terdapat dua bangunan, satu merupakan bangunan utama dimana terdapat 3 patung besar yang sepertinya terbuat dari bahan tembaga. Nah..didalam ruang utama ini ada sekitar 3oo hingga 400an orang yang sedang melakukan "sembahyang", dengan gerakan berdiri kemudian sujud sambil mengucapkan pujian-pujian (yang pasti saya kurang tahu). Gerakan ini dilakukan berulang-ulang (berapa kali juga saya juga kurang tahu...tapi mungkin mencapai ratusan kali).

Dihalaman, tepatnya dibelakang bangunan utama ini juga ada sekitar seratus orang yang melakukan hal yang sama. Disamping, ada juga bangunan yang tidak begitu besar dan digunakan sebagai tempat untuk "sembahyang".

Yang menarik dari kegiatan ritual ini adalah, para jemaat yang sedang melakukan pemanjatan do'a atau puji-pujian tersebut tidak merasa terganggu dengan kehadiran orang-orang yang datang hanya untuk melihat kegiatan tersebut. Saya..jadi bertanya-tanya, apakah kegiatan ini juga merupakan salah satu daya tarik wisata yang ditawarkan oleh pemerintah bagi wisatawan yang datang berkunjung ke Seoul sejalan dengan Festival Hi Seoul tahun ini. Kalau memang iya, wow...alangkah besarnya pemasukan yang dapat diterima pemerintah di negara tercinta kalau keragaman budaya serta agama dapat juga dijadikan sebagai objek wisata. Tapi tentunya dengan syarat tidak sampai mengganggu orang-orang yang melakukan ibadah...setujukan !!