Wednesday, September 9, 2009

Aku dan Alun-alun Gwanghwamoon


Pemda Seoul akhirnya membuka alun-alun Gwanghwamun bagi masyarakat umum setelah menjalani proses pembangunan selama 15 bulan. Tempat yang dulu menjadi pembatas jalan ini di "sulap" menjadi taman terbuka yang dapat dinikmati masyarakat. Ditempat yang terletak di depan gedung pusat kesenian Sejong ini, masyarakat dapat melihat patung laksamana Yi, beberapa catatan perjalanan sejarah yang dituliskan diatas prasasti dan juga yang tidak kalah menariknya khususnya bagi anak-anak adalah air mancur. Disini kita juga bisa melihat simbol kota Seoul Haechi.

Gwanghwamun adalah gerbang utama Istana Gyeongbok dan didirikan tahun 1399. Diantara gerbang utama istana dinasti Chosun, Gwanghwamun memiliki 3 buah pintu di dalamnya. Gwanghwamun dibakar saat invasi dari Jepang, yaitu perang Injinwaeran, sehingga raja Gojong membangunnya kembali pada tahun 1865 bersama dengan pendirian kembali bagian-bagian istana Gyeongbok. Namun, pada tahun 1927, lokasi Gwanghwamun dipindahkan oleh pemerintah kolonial Jepang ke arah utara untuk menghancurkan budaya khas Korea, dan akhirnya rusak akibat pengeboman saat perang Korea 1952. Gerbang Gwanghwamun yang berdiri sebagai gerbang utama hingga sekarang merupakan hasil renovasi pada tahun 1968, namun gerbang tersebut juga dibongkar bulan Nopember 2006 dan menjalani renovasi. Renovasi itu memiliki dua buah makna. Yang pertama adalah memulihkan penampilan aslinya dengan menggunakan bahan batu dan kayu yang menggantikan besi dan beton. Yang kedua adalah memindahkan ke lokasi aslinya dengan memperbaiki arah dan lokasinya.

Sunday, September 6, 2009

Aku dan Menteri Marie E. Pangestu

Beberapa waktu lalu Menteri Perdagangan Indonesia datang ke Seoul untuk menghadiri pemakaman mantan presiden Kim De-jung sebagai utusan pemerintah Indonesia. Setelah mengikuti prosesi upacara pemakaman, ibu Marie Elka Pangestu beserta utusan negara lain diterima oleh presiden Lee Myung-bak, tentu untuk mengucapkan terimakasih karena telah menghadiri pemakaman mantan presiden Korea Kim Dae-jung.

Disamping itu, menteri juga mengadakan pertemuan bilateral dengan menteri perdagangan Korsel untuk membahas hubungan kerjasama perdangan kedua negara. Ini adalah hal yang wajar karena, presiden SBY biasanya akan mewanti-wanti menterinya untuk membawa suatu hasil apabila melakukan kunjungan kesuatu negara. Dalam wawancara kami dengan ibu menteri, kami memperoleh informasi bahwa dalam kunjungan kali ini ada beberapa pembicaraan yang menjurus pada peningkatan kerjasama perdagangan kedua negara.

Sebelum bertolak ke Jakarta menteri Marie Elka Pangestu juga mengadakan pertemuan bisnis dengan beberapa pengusaha Korea. Dalam pertemuan itu juga cukup banyak hal yang dibicarakan termasuk peningkatan perdagangan dalam sektor militer, pertambangan, dll. Dan ada juga permintaan agar sistem pengurusan perizinan lebih disederhanakan agar waktunya lebih singkat.