Friday, October 30, 2009

Aku dan Liburan Musim Semi&Gugur

Musim yang paling disukai masyarakat negara yang memiliki 4 musim adalah musim semi dan gugur. Demikian juga dengan masyarakat Korea. Pada musim semi udaranya tidak begitu dingin dan juga belum panas. Pada musim ini dedaunan segar berwarna hijau menghiasi setiap pepohonan. Terutama di daerah pegunungan, sejauh mata memandang yang terlihat adalah hijaunya dedaunan. Sementara pada musim gugur dedaunannya bukan berwarna hjau tetapi berubah menjadi kuning atau merah sebelum kemudian gugur.

Masyarakat Korea biasanya menikmati musim semi atau gugur dengan mengadakan perjalanan keluar kota. Nah..didalam masyarakat Korea, terutama yang sudah berumur (60 tahun keatas) ada suatu "pandangan" bahwa mereka harus menikmati keindahan musim (terutama) musim semi dan gugur. Alasannnya ? Mereka mengatakan kalau tidak menikmati musim semi atau gugur di tahun ini, siapa tahu tahun depan tidak bisa lagi, karena musim ini hanya datang sekali setahun, jadi untuk dapat menikmatinya harus menunggu 1 tahun lagi. Kalau ajal menjemput bagaimana ?? Nah..oleh karena itu sudah menjadi pemandangan yang biasa, melihat kakek-kakek, atau nenek-nenek banyak yang naik gunung.

Bagi keluarga yang tidak kuat naik gunung mereka biasanya akan pergi ke pantai atau sungai-sungai kecil yang ada di lembah gunung. Lokasi tempat-tempat seperti ini biasanya cukup jauh dari Seoul. Yang terdekat, ya...sekitar 2 jam dari Seoul.

Disini biasanya tempat-tempat rekreasi seperti ini dipenuhi oleh restoran-restoran sederhana, yang sepertinya sudah bagi-bagi kapling. Artinya setiap restoran memiliki kapling tertentu (walaupun ini tidak ada aturan tertulisnya), dimana tamu-tamu mereka dapat menikmati atau mandi di aliran sungai yang ada di sekitar restorannya.

Untuk mendapatkan tempat yang lebih bersih dan nyaman kami memilih restoran yang paling atas. Disini kita bisa mandi atau sekedar menangkap ikan-ikan kecil sambil makan makanan yang kita pesan. Tentunya setiap restoran menawarkan makanan khas masing-masing. Nah kami memilih restoran ini, karena katanya sayur-sayuran terutama jamur yang dimasak dicari atau dipetik langsung dari gunung, benar-kagak nggak tahu juga deh..

Restoran yang bagus, kita bisa cari lewat internet. Kemudahan dalam mengakses internet merupakan salah satu kelebihan Korea. Dalam hal ini Korea masih lebih maju daripada negara-negara industri lainnya.





Wednesday, September 9, 2009

Aku dan Alun-alun Gwanghwamoon


Pemda Seoul akhirnya membuka alun-alun Gwanghwamun bagi masyarakat umum setelah menjalani proses pembangunan selama 15 bulan. Tempat yang dulu menjadi pembatas jalan ini di "sulap" menjadi taman terbuka yang dapat dinikmati masyarakat. Ditempat yang terletak di depan gedung pusat kesenian Sejong ini, masyarakat dapat melihat patung laksamana Yi, beberapa catatan perjalanan sejarah yang dituliskan diatas prasasti dan juga yang tidak kalah menariknya khususnya bagi anak-anak adalah air mancur. Disini kita juga bisa melihat simbol kota Seoul Haechi.

Gwanghwamun adalah gerbang utama Istana Gyeongbok dan didirikan tahun 1399. Diantara gerbang utama istana dinasti Chosun, Gwanghwamun memiliki 3 buah pintu di dalamnya. Gwanghwamun dibakar saat invasi dari Jepang, yaitu perang Injinwaeran, sehingga raja Gojong membangunnya kembali pada tahun 1865 bersama dengan pendirian kembali bagian-bagian istana Gyeongbok. Namun, pada tahun 1927, lokasi Gwanghwamun dipindahkan oleh pemerintah kolonial Jepang ke arah utara untuk menghancurkan budaya khas Korea, dan akhirnya rusak akibat pengeboman saat perang Korea 1952. Gerbang Gwanghwamun yang berdiri sebagai gerbang utama hingga sekarang merupakan hasil renovasi pada tahun 1968, namun gerbang tersebut juga dibongkar bulan Nopember 2006 dan menjalani renovasi. Renovasi itu memiliki dua buah makna. Yang pertama adalah memulihkan penampilan aslinya dengan menggunakan bahan batu dan kayu yang menggantikan besi dan beton. Yang kedua adalah memindahkan ke lokasi aslinya dengan memperbaiki arah dan lokasinya.

Sunday, September 6, 2009

Aku dan Menteri Marie E. Pangestu

Beberapa waktu lalu Menteri Perdagangan Indonesia datang ke Seoul untuk menghadiri pemakaman mantan presiden Kim De-jung sebagai utusan pemerintah Indonesia. Setelah mengikuti prosesi upacara pemakaman, ibu Marie Elka Pangestu beserta utusan negara lain diterima oleh presiden Lee Myung-bak, tentu untuk mengucapkan terimakasih karena telah menghadiri pemakaman mantan presiden Korea Kim Dae-jung.

Disamping itu, menteri juga mengadakan pertemuan bilateral dengan menteri perdagangan Korsel untuk membahas hubungan kerjasama perdangan kedua negara. Ini adalah hal yang wajar karena, presiden SBY biasanya akan mewanti-wanti menterinya untuk membawa suatu hasil apabila melakukan kunjungan kesuatu negara. Dalam wawancara kami dengan ibu menteri, kami memperoleh informasi bahwa dalam kunjungan kali ini ada beberapa pembicaraan yang menjurus pada peningkatan kerjasama perdagangan kedua negara.

Sebelum bertolak ke Jakarta menteri Marie Elka Pangestu juga mengadakan pertemuan bisnis dengan beberapa pengusaha Korea. Dalam pertemuan itu juga cukup banyak hal yang dibicarakan termasuk peningkatan perdagangan dalam sektor militer, pertambangan, dll. Dan ada juga permintaan agar sistem pengurusan perizinan lebih disederhanakan agar waktunya lebih singkat.

Friday, July 24, 2009

Aku dan Ultah PD Won Ja-young & Pasar Ikan Noryangjin

Pada tanggal 24 Juli lalu, PD Siaran Bahasa Indonesia Won Ja-young merayakan Ultah-nya yang ke.....(rahasia !).

Beberapa rekan-rekan Siaran Bahasa Indonesia mengadakan acara kecil-kecilan di kantor, yaitu menyanyikan lagu selamat ulang tahun, tiup lilin kemudian potong kue deh...

Acara tiup lilin dan potong kue bagi staf yang berulang tahun sudah menjadi kegiatan yang lumrah bagi Siaran Luar Negeri, KBS World Radio, walau tidak semua seksi bahasa siaran yang melakukannya.
Setelah, acara potong kue di kantor, kami melanjutkannya dengan makan malam bersama.

Atas ide seorang teman, Park Chong, maka kami memilih untuk makan malam dengan ikan mentah. Saya adalah orang yang deman banget ama ikan mentah, maka ketika rekan Park Chong mengusulkan ikan mentah saya langsung setuju, kemudian kami ke pasar ikan Noryangjin.

Pasar Ikan Noryangjin adalah salah satu pasar ikan yang terkenal di Seoul. Disini kita dapat membeli ikan kemudian membawanya ke restoran-restoran yang terdapat di sekitar pasar ikan ini.

Mungkin di Jakarta pasar Noryangjin ini bisa dikatakan seperti pasar ikan Muara Angke, dimana kita membeli ikan kemudian membawanya warung-warung yang menyediakan jasa untuk memasak atau membakar ikan...
Disini cukup banyak jenis ikan yang dapat dibeli mulai yang khusus dimakan dengan mentah ataupun dimasak. Mulai yang harga sederhana sampai yang berharga mahal, seperti ikan sebelah, kepiting, udang serta kerang.

Yang membuat saya kaget ketika berjalan-jalan bersama-sama teman-teman menelusuri pasar ini adalah, disini ikan buntel yang kalau di Indonesia tidak di makan, di jual dan tentunya di makan.

Menurut yang pernah saya dengar ikan buntel memang di jual dan dimakan di Korea dan Jepang. Harganya bahkan sangat mahal bisa mencapai 100 dolar, karena tidak sembarangan orang dapat mengolah ikan ini. Hanya juru masak tertentu yang sudah memperoleh sertifikat khusus yang diijinkan untuk mengolah ikan ini.

Singkat cerita, kami membeli "ikan sebelah" ukuran sedang dan kerang. Ikan sebelah adalah ikan yang bentuknya pipih dan biasanya hidup di dasar laut, dan terlihat hanya seperti sebelah saja. Karena "ikan sebelah" lebih enak dimakan mentah, maka pedagang ikan itu memberikan servis untuk mengolah ikan hingga siap untuk disantap, bahkan saya diberi kesempatan untuk mencoba mengiris-iris ikan yang sudah dipisahkan bagian kepala, tulang dan kulitnya.

Orang-orang yang datang ke pasar ikan Noryanjin pada umumnya membeli ikan bukan untuk dimasak di rumah, tetapi untuk di santap di restoran-restoran yang ada di sekitar pasar. Maka tidak mengherankan kalau pasar ini ramai dengan pegawai-pegawai kantor, keluarga atau pasangan yang sengaja datang untuk menikmati ikan segar.

Biasanya pihak restoran menyediakan jasa memasak atau bahan-bahan lainnya seperti saus, sayuran, kecap, nasi, mie, minuman dll..

Pasar ikan Noryanjin cukup bersih, jauh dari kesan kumuh alias kotor dan bau busuk, berbeda dengan kesan pasar ikan pada umumnya. Itulah sebabnya, pemda Seoul menjadikan tempat ini sebagai salah satu tempat yang patut di kunjungi bagi wisatawan yang suka ikan...

Saya juga jadi teringat dengan daerah pasar ikan di Jakarta Pusat, daerah inipun sebenarnya sering di kunjungi wisatawan, tapi kalau nggak salah bukan karena pasar tempat penjualan ikannya, tetapi karena disana ada Museum Bahari.

Nah...mungkin dengan kerjasama yang baik antara pemda dan pengelola pasar, saya yakin kita juga bisa menjadikan pasar ikan atau pasar tradisional menjadi objek wisata, setujukan ??

Kembali kemasalah ikan tadi. Kepala dan tulang ikan yang telah diambil dagingnya tidak dibuang, karena bagian ini akan dibuat sop pedas yang dapat disantap bersama nasi atau mie.













































Tuesday, July 14, 2009

Aku dan Stadion Piala Dunia Seoul

Lahan Korea Selatan yang sangat sempit ternyata tidak serta merta membuat masyarakatnya kekurangan ruang terbuka nan hijau untuk menikmati waktu senggang bersama keluarga atau kekasih.

Anda masih ingat Olimpade Seoul dan Piala Dunia Korea Selatan-Jepang ? Ya, kedua pesta akbar olahraga dunia itu dilangsung di stadion yang dinamakan World Cup Stadium, yang sengaja dibangun pemerintah Korsel untuk pelaksanaan Olimpiade 1988.

Membangun stadion baru untuk perhelatan olahraga akbar merupakan hal biasa. Coba lihat stadion "Sarang Burung " yang dibangun pemerintah Cina untuk Olimpade Musim Panas 2008, atau pemerintah Inggris dan Afsel yang juga akan menjadi tuan rumah pesta olahraga dunia dalam waktu dekat.

Indonesia juga tidak kalah. Indonesia puluhan tahun sebelumnya sudah punya istora Senayan. Stadion kebanggaan bangsa Indonesia yang sudah menjadi tempat penyelenggaraan berbagai kegiatan olahraga internasional, tingkat Asia.

Kita kembali ke Korea.

Saya sangat terkejut ketika mendengar penjelasan dari seorang teman saya bahwa stadion World Cup Korea Selatan itu dibangun diatas tanah yang sebelumnya menjadi tempat pembuangan sampah. Artinya tanah itu sendiri berasal dari sampah yang telah berubah menjadi tanah setelah mengalami proses pembusukan selama puluhan tahun. Dan yang lebih membuat saya kaget adalah, bahwa bukit hijau yang terletak disebelah stadion dan sering didaki masyarakat, berasal dari tumpukan sampah yang telah berubah menjadi bukit. Menakjubkan !!

Dulu saya pernah mendengar kabar tragis dari tanah air yang menyebutkan ada orang yang meninggal dunia akibat tertimbun "bukit sampah" yang longsor. Suatu kondisi yang sangat berbeda dengan di sini....(mudah-mudahan bisa menjadi bahan renungan)

Cerita yang lain...masih mau bacakan ???

Masih disekitar komplek stadion, ada taman yang sangat luas sekali yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menikmati waktu senggang. Berjalan-jalan, menikmati pemandangan air mancur atau bermain dengan anggota keluarga lainnya. Apabila merasa lapar tidak, kita dapat membeli makanan di pasar tradisonal atau sebuah toserba yang berukuran besar sekali yang masih menyatu dengan bangunan stadion. Pokoke...disini lengkap.

Tranportasi ?? Tidak usah khawatir, kita dapat menuju tempat ini dengan bus atau kereta bawah tanah, dan tempat turunnya pun tersambung langsung dengan stadion. Apa tidak enak, betulkan ??






Monday, July 13, 2009

Pilpres di KBRI Seoul

Pada tanggal 8 Juli 2009 Indonesia mengadakan pesta demokrasi pemilihan presiden dan wakil presiden. Masyarakat Indonesia yang tinggal di luar negeri termasuk yang ada di Korea Selatan juga tidak ketinggalan dalam mengikuti pesta yang sangat menentukan masa depan negara Indonesia itu. Menurut PPLN Seoul jumlah pemilih (masyarakat Indonesia) yang terdaftar adalah sebanyak 26.082 orang. Pemilihan dapat dilakukan di empat TPS yang terdapat di KBRI Seoul, kota Daegu, Ansan dan Busan. Namun sangat disayangkan jumlah pemilih yang mendatangi TPS-TPS tersebut pada hari pemilihan tidak sampai 5% dari jumlah yang terdaftar, padahal Mahkamah Konstitusi sudah mengeluarkan peraturan yang mengizinkan warga Indonesia di luar negeri untuk memilih dengan menunjukan paspor yang masih berlaku. Ya, rendahnya jumlah pemilih yang datang ke TPS mungkin disebabkan oleh saat itu tidak merupakan hari nasional di Korea Selatan.

Keputusan MK itu juga lah yang mendorong saya dan istri saya yang sedang berada di Seoul untuk memberikan suara. Sebagai warga negara yang menginginkan adanya kemajuan di semua bidang di negeri tercinta terutama pengentasan kemiskinan, memajukan pendidikan dan kesehatan dan ekonomi (mudah-mudahan tidak hanya sekedar mimpi), akhirnya memutuskan untuk ikut memilih.
Suasana hari pemilihan di KBRI Seoul hari itu tidak begitu ramai. Sebagian besar yang hadir adalah pegawai-pegawai KBRI serta panita pemilihan dan beberapa orang pemilih. Saya sendiri agak kaget. Kenapa ....Koq sepi ??? Yang menarik adalah ibu-ibu KBRI (Darma wanita, kali....) juga membuka warung kecil yang menyediakan makanan Indonesia. Itu makanan habis nggak ya ??? Kalau tidak habis makan ramai-ramai saja ...setujukan...kan lagi pesta...

Sampai sore hari jumlah pemilih yang memberikan suara di TPS KBRI Seoul kurang dari 200 orang...Memang bukan hari libur...tapi....??? Ya sudah, saya berpikir positif saja mungkin yang lain akan memilih lewat pos...

Dari penghitungan kertas suara pada sore hari di nyatakan bahwa pasangan SBY-Budiono memperoleh suara terbanyak..

Ya...pesta sudah usai. Seperti hal pesta-pesta yang lain ada banyak "piring-piring kotor dan perlengkapan makan atau perhelatan lainnya yang harus dibersihkan kemudian disusun rapi" agar tidak ada "bau busuk" yang tercium dan mengganggu. Agar jangan ada "tikus-tikus" yang berkeliaran yang kemudian "membuat pesta sendiri". "Pesta" yang merusak dan menodai keikhlasan rakyat dalam memilih pemimpinnya.











Monday, May 11, 2009

Keluargaku dan Hi Seoul Festival


Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini pemda Seoul juga menyelenggarakan festival musim semi yang lebih dikenal dengan Hi Seoul Festival.

Festival Hi Seoul 2009 dibuka pada tanggal 2 Mei dengan beberapa kegiatan seperti parade dan pertunjukan panggung. Walaupun pada saat pembukaan cuaca agak mendung namun antusiasme para pengunjung cukup besar.

Upacara Hi Seoul Festival tahun ini juga di warnai dengan unjuk rasa, sehingga upacara pembukaan yang dipusatkan di depan Balai Kota Seoul menjadi sangat terganggu.

Selama pelaksanaan Hi Seoul Festival yang berlangsung hingga 10 Mei, masyarakat atau para wisatawan di sajikan beberapa kegiatan yang diadakan diberbagai tempat seperti istana, museum, taman dll. Lewat kegiatan yang diadakan pengunjung dapat menikmati hiburan, masakan atau kebudayaan tradisional Korea.

Di aliran Chonggyechon pengunjung dapat menikmati beberapa pertunjukkan musik, patung, photo dan benda-benda yang digunakan sekitar tahun 70-an. Disini panitia Hi Seoul Festival juga membagikan pita warna pink dimana pengunjung dapat menuliskan keinginan, harapan, kesan dan lainnya di atas pita itu, kemudian menggantungkannya di pagar sekeliling aliran itu.

Stand perwakilan negara-negara yang menjual makanan atau barang-barang produk khas negara itu juga merupakan kegiatan yang mendapat perhatian besar dari pengunjung.
Stand KBRI Seoul yang menjual sate, pisang goreng, bakwan dll, juga cukup diminati pengunjung, terutama mereka-mereka yang pernah tinggal di Indonesia.
Seperti mantan dubes Iraq untuk Indonesia. Istri sang dubes yang sempat berbincang-bincang dengan keluaraga saya, katanya masih belum dapat melupakan rasa enak nasi goreng dan risol Indonesia. Sementara keluarga saya yang belum lama tiba di Seoul cenderung memilih masakan negara lain seperti roti cane Nepal, Kebab Iraq, Risol Malaysia, es krim Turki dll. Yang jelas ingin bandingin makanan kita dengan makanan negara lain...

Hal lain yang menarik dari pelaksanaan Hi Seoul Festival adalah panitia selalu menyediakan beberapa jenis produk secara gratis seperti air mineral, bir, pop corn dan juga topeng yang dapat dihiasi sendiri.

Mungkin kegiatan tahunan seperti ini, juga dapat dipertimbangkan oleh Pemda-Pemda di Indonesia sebagai bentuk promosi untuk meningkatkan kunjungan wisman atau kecintaan masyarakat terhadap budayanya.










Sunday, May 10, 2009

Keluargaku dan Makanan Korea

Salah satu cara untuk mengenal kebudayaan suatu negara adalah dengan cara menikmati makanannya. Makanya sudah menjadi suatu "keharusan", untuk mencicipi masakan khas negara itu, apabila kita sedang mengunjungi satu negara. Seperti halnya sate, nasi goreng dan rendang, gado-gado dll, yang sudah cukup terkenal di Indonesia, maka Korea juga memiliki makanan khas yang namanya sudah cukup dikenal masyarakat dunia, diantaranya kimchi, bibimbab, jajangmyeon, cukumi, samgetang dan lainnya.
Bagaimana dengan rasanya ?

Rasa adalah suatu penilaian yang diberikan secara pribadi-pribadi. Artinya, bagi saya rasa suatu masakan itu enak, namun bagi orang lain belum tentu. Begitu sebaliknya, makanan yang tidak enak di lidah saya bagi orang lain mungkin enak.

Terlepas dari perbedaan rasa ini, yang jelas pemerintah dan warga Korea sangat merasa bangga dengan jenis-jenis makanan yang mereka miliki, sampai-sampai mempromosikannya ke tingkat dunia.

Hal yang sama juga tentunya sudah (?) dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk beberapa jenis makanan (rendang, sate, gado-gado), namun sepengetahuan saya belum segencar yang dilakukan oleh Korea, padahal dari segi keragaman jenis makanan kita jauh lebih unggul lho !

Sekarang bagaimana caranya, untuk menjadikan makanan kita menjadi salah satu objek wisata yang digemari oleh pelancong manca negara.

Nah.. untuk yang ini sebaiknya kita sama-sama mikir ya, maukan ???

Kembali ke makanan Korea. Disini ada juga beberapa jenis makanan yang katanya memiliki kaitan dengan kehidupan jaman dahulu (masa kerajaan). Ada makanan yang dulunya hanya di nikmati oleh keluarga kerajaan, ada juga yang hanya di lahap oleh masyarakat awam. Tapi yang jelas, saat ini ada satu jenis makanan yang benar-benar digemari baik oleh orang-orang berdasi (kalangan atas) maupun pengangguran. Nama makanannya Jajangmyeon (mie hitam). Konon katanya mie ini diperkenalkan oleh warga Cina yang datang ke Korea Selatan dan dijual terbatas bagi orang-orang Cina saja. Namun, seiring dengan perjalanan waktu, mie ini mulai digemari warga Korea.

Karena pernah melihat di sinetron, keluarga saya pun penasaran dengan rasa mie ini, dan kemudian mencobanya. Setelah saya tanyakan tentang rasanya....katanya...."nggak tahu deh !!!"

Disaat yang lain mereka juga mencoba nasi campur sayuran, telor setengah matang , ikan tuna atau lainnya, Bibimbab untuk menjawab rasa penasaran mereka terhadap makanan Korea yang pernah mereka lihat di sinetron. Jawabannya ? Ya...lumayan punya !!!

Keberadaan mereka di Korea saat ini mereka manfaatkan untuk mencicipi makanan yang belum sempat mereka nikmati 2 tahun yang lalu, seperti cukumi, samgetang dll.

Dibalik jawaban-jawaban yang diberikan keluarga saya tentang beberapa jenis makanan Korea, yang jelas menurut pandangan saya, makanan Korea bisa di kategorikan kedalam wellbeing (makanan sehat), karena bahannya dan cara masaknya yang jauh dari penyebab timbulnya penyakit seperti kolesterol, dll.

Makanan Korea lebih banyak di sup dan tidak mengandung santan atau lemak yang banyak, dan cukup banyak juga yang difermentasi. Jadi menurut saya cukup sehat !!!










Tuesday, April 28, 2009

Keluargaku dan Seould Grand Park


Pada hari Minggu yang cerah namun masih terasa dingin 19 April, keluargaku berjalan-jalan ke Seoul Grand Park yang letaknya persis bersebelahan dengan Seoul Land, taman bermain (seperti Ancol) yang sudah mereka kunjungi pada musim dingin 2 tahun lalu.

Seoul Grand Park adalah suatu taman tema yang memiliki beberapa tempat permainan, dan juga kebun binatang. Disini juga terdapat sebuah danau kecil (seperti taman Ria Senayan) dan kereta gantung yang mengelilingi seluruh area Seoul Land. Karena datang agak sore keluargaku tidak dapat menikmati semua fasilitas yang ada di Seoul Grand Park. Kami hanya duduk-duduk di pinggir danau dan kemudian jalan-jalan disekitarnya. Walaupun pinggiran danau tidak rapi, namun banyak juga orang yang menggelar tikar disana sambil menikmati makanan yang mereka bawa. Pinggir danau ini juga dimanfaatkan oleh pasangan kekasih untuk menikmati hari libur mereka.

Disamping fasilitas yang dapat di nikmati di dalam area Seoul Grand Park, para pengunjung juga dapat menikmati berbagai jenis makanan yang di jual sepanjang jalan menuju gerbang Seoul Land maupun Seoul Grand Park. Terkait makanan ini, keluargaku cukup penasaran karena masih ada beberapa jenis makanan yang belum mereka coba ketika mereka datang ke Seoul 2 tahun lalu. Salah jenis makanan yang membuat mereka penasaran adalah makanan kepongpong atau ulat sutra rebus yang banyak dijual di pinggir-pinggir jalan. Saya sendiri, belum pernah memakannya karena bentuk dan baunya yang kurang sedap.

Satu hal lagi yang menarik dari Seoul Land dan Seoul Grand Park ini adalah lokasinya yang cukup strategis, yaitu persis ada di depan pintu kereta bawah tanah. Artinya begitu kita keluar dari stasiun kereta bawah tanah, kita sudah berada di depan taman bermain ini.




















Tuesday, April 21, 2009

Keluargaku dan Taman Yeouido



Pada musim semi tahun ini keluargaku kembali mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Seoul. Suhu udara musim semi yang kurang teratur tahun ini membuat mereka agak sedikit kesulitan untuk menyesuaikan diri. Ketika mereka sampai di Seoul pada tanggal 12 April suhu udara cukup dingin, padahal seminggu sebelum mereka berangkat dari Jakarta suhu udara di Seoul sempat mencapai 20 derajat, jadi menurut saya tidak begitu dingin karena 2 tahun lalu mereka datang pada saat musim dingin dimana suhu udara waktu itu sekitar minus 10 derajat celsius. Sehingga saya tidak menyarankan mereka untuk membawa pakaian tebal (pakaian musim dingin).

Ya, walau masih agak sedikit kedinginan, pada hari kedua di Seoul mereka sudah saya ajak jalan-jalan di sekitar taman Yeouido, taman yang letaknya persis di depan KBS.

Taman Yeouido merupakan taman umum yang di kunjungi cukup banyak orang. Karena selain menikmati keindahan bunga-bunga yang mekar, di sini masyarakat dapat melakukan berbagai kegiatan seperti bersepeda, main sepatu roda, atau duduk-duduk dibawah pohon sampai menikmati makanan. Disamping itu ada juga fasilitas untuk anak-anak dan fasilitas olah raga. Disini juga terdapat beberapa ekor kelinci yang lucu-lucu yang cukup menarik perhatian anak-anak. Tanam Yeouido terlihat cukup indah pada musim semi apalagi kalau di pandang dari tempat kerja saya di lantai 5 gedung KBS yang benar-benar menghadap tanam Yeouido.

Bunga-bunga cherry (sakura) yang tumbuh disekitar taman Yeouido yang mekar sebelum mereka datang sudah mulai gugur, namun bunga-bunga musim semi lainnya masih terlihat dengan keindahannya yang berwarna-warni. Bunga-bunga ini menjadi latar bagi orang-orang yang senang mengambil photo di taman ini.

Thursday, April 16, 2009

Aku dan Pemilihan Legislatif



Pada tanggal 9 April lalu, Indonesia kembali menggelar pesta demokrasi secara serentak di seluruh pelosok tanah air dan juga luar negeri.

Pemilihan kali ini cukup "seru", karena selain cukup banyak partai yang ikut serta, yang menyebabkan kertas suaranya sangat lebar sekali namun tempat untuk memilihnya kecil, caranya juga berbeda dari pemilihan sebelumnya, yaitu "dicontreng" bukan 'dicoblos".

Disamping itu pendaftaran pemilih dilakukan berdasarkan alamat KTP bukan tempat domisi, sehingga banyak anggota masyarakat yang seharusnya memiliki hak memilih akhirnya tidak dapat memilih. Maka tidak jarang terlihat adu argumentasi antara panitia di TPS dengan masyarakat yang merasa berhak untuk memberikan suara.

Dan yang paling seru adalah ketika orang-orangtua kita yang sudah cukup berumur harus melakukan "pencontrengan" dibilik suara yang tidak sesuai dengan ukuran kertas suara. Mereka terlihat benar-benar kerepotan untuk membuka kertas suara yang ukurannya tidak kalah dengan halaman surat kabar. Ditambah lagi, mereka menemukan daftar partai dan calon legislatif yang cukup banyak.

Melihat kondisi pemilihan kali ini saya bertanya-tanya dalam hati, apakah kondisi pemilihan dan kepartaian di negeri tercinta semakin maju atau sebaliknya. Apakah proses demokrasi itu harus ditunjukkan dengan adanya banyak partai peserta pemilihan. Apakah proses demokrasi itu dicerminkan dengan sedikitnya jumlah orang yang memberikan suara dari yang seharusnya. Apakah proses demokrasi itu diartikan dengan harus diulangnya pemilihan dll. Saya sendiri kurang tahu...
Jawabannya ada pada kita, rakyat Indonesia, kami sebagai pemilih, dan anda-anda sebagai calon legislatif atau presiden. Yang jelas kita semua pasti punya suatu keinginan yang sama, yaitu mencapai suatu negara yang disebutkan dalam UUD dasar negara kita. Apa bisa ??? Insyaallah !!!

Friday, February 20, 2009

Aku dan Dubes baru RI untuk Korsel

Setelah mengalami kekosongan selama 58 minggu, akhir Indonesia memiliki kepala perwakilan negara yang baru untuk Seoul, Korea Selatan.

Pengganti mantan Dubes luar biasa dan berkuasa penuh RI, Jacob Tobing yang telah kembali ke Indonesia setahun yang lalu adalah Nicholas Tandi Dammen, seorang diplomat karir yang sudah cukup dikenal dikalangan staf KBRI Seoul.

Pada malam tanggal 20 Pebruari 2009 Kedutaan Besar RI untuk Korea Selatan mengadakan acara penyambutan bagi bapak Nicholas di Wisma KBRI Seoul yang tiba di Seoul sehari sebelumnya. Acara penyambutan sekaligus silaturrahmi itu dihadiri beberapa undangan khusus, masyarakat Indonesia dan tentunya keluarga besar KBRI Seoul.

Dalam pidato sambutannya bapak Foster Gultom menyampaikan selamat datang kepada bapak Nicholas beserta keluarga. Disamping itu Gultom juga menyatakan bahwa semua staf KBRI Seoul bersama warga masyakat yang ada di Korea Selatan siap untuk mendukung Dubes Nicholas dalam menjalankan tugasnya.

Sementara itu, Bapak Nicholas Tandi Dammen menyampaikan terimakasih atas sambutan yang diberikan keluarga besar KBRI Seoul serta warga Indonesia di Korea Selatan. Dia mengatakan tidak dapat menjanjikan apa-apa dalam awal kedatangannya di Seoul, dan berharap agar semua staf KBRI dan warga Indonesia yang ada disini dapat melakukan yang terbaik.

Melalui perbincangan singkat saya dengan bapak Nicholas pada malam itu, saya menangkap kalau beliau termasuk orang yang "enak" diajak bicara, dan cukup dekat dengan media.

Selamat datang dan selamat bekerja buat bapak Nicholas Tandi Dammen, semoga hubungan KBRI Seoul dengan media Korea Selatan, khususnya KBS-WR dapat terus berjalan dengan baik.