

Keputusan MK itu juga lah yang mendorong saya dan istri saya yang sedang berada di Seoul untuk memberikan suara. Sebagai warga negara yang menginginkan adanya kemajuan di semua bidang di negeri tercinta terutama pengentasan kemiskinan, memajukan pendidikan dan kesehatan dan ekonomi (mudah-mudahan tidak hanya sekedar mimpi), akhirnya memutuskan untuk ikut memilih.
Suasana hari pemilihan di KBRI Seoul hari itu tidak begitu ramai. Sebagian besar yang hadir adalah pegawai-pegawai KBRI serta panita pemilihan dan beberapa orang pemilih. Saya sendiri agak kaget. Kenapa ....Koq sepi ??? Yang menarik adalah ibu-ibu KBRI (Darma wanita, kali....) juga membuka warung kecil yang menyediakan makanan Indonesia. Itu makanan habis nggak ya ??? Kalau tidak habis makan ramai-ramai saja ...setujukan...kan lagi pesta...
Sampai sore hari jumlah pemilih yang memberikan suara di TPS KBRI Seoul kurang dari 200 orang...Memang bukan hari libur...tapi....??? Ya sudah, saya berpikir positif saja mungkin yang lain akan memilih lewat pos...

Dari penghitungan kertas suara pada sore hari di nyatakan bahwa pasangan SBY-Budiono memperoleh suara terbanyak..
Ya...pesta sudah usai. Seperti hal pesta-pesta yang lain ada banyak "piring-piring kotor dan perlengkapan makan atau perhelatan lainnya yang harus dibersihkan kemudian disusun rapi" agar tidak ada "bau busuk" yang tercium dan mengganggu. Agar jangan ada "tikus-tikus" yang berkeliaran yang kemudian "membuat pesta sendiri". "Pesta" yang merusak dan menodai keikhlasan rakyat dalam memilih pemimpinnya.
No comments:
Post a Comment