Sunday, July 20, 2008

Aku dan Ansan


Ansan...ya, kalau pernah ke Korea Selatan anda mungkin pernah mendengar nama kota ini.
Ansan dikenal sebagai kota multibudaya. Kenapa ?

Ya, karena kota ini dihuni oleh penduduk yang datang dari berbagai negara, khususnya negara-negara yang perekonomiannya belum begitu maju. Mereka umumnya datang kesini untuk "mengais rejeki" yang mungkin lebih baik dari dinegaranya sendiri. Sebagian besar dari mereka memiliki pekerjaan sebagai buruh di pabrik-pabrik, atau toko-toko dan restoran-restoran yang dimiliki oleh penduduk asli (warga Korea).

Nah..sejalan dengan beragamnya penduduk Ansan, maka kita juga dapat dengan mudah menemukan restoran atau toko yang menjual makanan khas negara masing-masing. Restoran atau toko yang menjual makanan Indonesia ada nggak ? Ya pasti donk !

Tenaga Kerja Indonesia termasuk lumayan banyak yang bekerja di Korea khususnya daerah Ansan. Jadi jangan kaget dalam anda suatu saat jalan-jalan ke Ansan anda mendengar obrolan bahasa Indonesia, tentunya dengan dialek Jawa, Sunda, Makasar, NTB, Lampung atau daerah lainnya di tanah air. Untuk bertemu dengan orang Indonesia di daerah ini cukup mudah. Ciri-ciri orang-orang yang dijuluki "pahlawan devisa" adalah berambut gondrong...Memang tidak semuanya...tapi kalau anda mau menanyakan sesuatu di Ansan..dan anda belum bisa bahasa Korea, maka ada baiknya anda bertanya kepada seseorang yang berambut gondrong dengan menggunakan bahasa Indonesia. Insyaallah akan dijawab pake bahasa Indonesia dengan dialek khas daerahnya...

Nah..bicara soal makanan, disini ada beberapa restoran yang menyediakan makanan khas Indonesia. Dan nama restorannya juga diberi nama yang berbau Indonesia. Rasa masakannya gimana ? Emmm...ya kalau dibandingkan dengan yang ada di negeri tercinta , sudah pasti kurang...namun cukup lumayan untuk sedekar mengobati kerinduan terhadap masakan dirumah..hehee..

Bagaimana dengan harga, ya..tidak terlalu mahal, makanan seperti nasi goreng, sate, gulai kambing, ikan lele dll. harganya sekitar 5000-10.000 won, sedangkan untuk minuman, 1000-2.500 won. (kurs 1 won=8,5 rupiah). Dan yang lebih asyik lagi, kita bisa makan sambil menikmati siaran televisi dari tanah air...

Ketika saya...mencoba menelusuri sudut-sudut kota Ansan, disini saya juga menemukan sebuah "club" yang agak mirip dengan "diskotik" di Jakarta.

Saat saya dan seorang teman warga Korea membaca tulisan di pintu masuk ada sedikit kesalahpahaman. Disana tertulis " Bayar 10.000 won, dapat minuman dan snack", kemudian dibawahnya ada tulisan "Wanita Gratis", kemudian tulisan yang paling bawah sekali adalah "Merdeka !". "Wah..murah sekali, dengan 10.000 sudah dapat wanita", celoteh teman saya itu.

"Bukan...maksudnya kalau anda bawa teman wanita dia tidak usah bayar" saya mencoba menjelaskan..."Ya seperti ladies' night" kata saya. "Oh..begitu...saya pikir dapat cewek" katanya dengan sedikit lugu.
"Ini kok ada tulisan Merdeka !", tanya teman saya itu lagi. Karena menurut dia kata merdeka itu diucapkan pada saat perang atau peringatan kemerdekaan saja. "Yang ini hanya ingin menunjukkan bahwa mereka yang mengelola tempat ini adalah warga Indonesia" kata saya seolah tahu segalanya hehhe...

Setelah membaca tulisan kami mencoba mengintip suasana di dalam club tersebut....Emm disana baru ada tamu 4 orang anak muda dari Indonesia serta 2 wanita "bar tender?" Seseorang mempersilahkan kami masuk, namun kami menolaknya dengan halus karena kami memang "tidak cocok" dengan tempat seperti itu.

Mungkin kalau ada pertanyaan, "kemana uang para pahlawan devisa itu ?". Mungkin sedikit jawaban sudah mulai ditemukan.

Sekarang, bagaimana pemerintah daerah Ansan menangani banyaknya orang asing yang tinggal di Ansan? Menurut saya perhatian Pemda cukup bagus. Hal ini terlihat dari disediakannya pusat kebudayaan, pusat pelatihan dan pusat pengobatan, bantuan hukum bahkan sistem pengirim uang ke masing-masing negara. Ya...cukup bagus...namun bagaimana pelaksanaannya saya sendiri belum begitu mengetahuinya ....

Thursday, July 17, 2008

Aku dan Peringatan 60 tahun UUD Korea

Tahun ini merupakan tahun ke-60 sejak Undang-Undang Dasar Republik Korea disahkan.
Pada tanggal 31 Mei 1948, Dewan Perwakilan Rakyat I yang dipilih melalui pemilihan yang diprakarasai oleh PBB, mengangkat Lee Seung Man atau lebih dikenal dengan Seung Man Rhee sebagai ketua DPR I. DPR yang sudah terbentuk kemudian mengumumkan Undang-Undang Dasar Republik Korea pada tanggal 17 Juli 1948. Lewat PEMILU, Lee Seung Man juga terpilih sebagai presiden I Korea. UUD 1948 Republik Korea juga telah pernah mengalami perubahan (amandemen=red) 1952, 1960, 1962,1972, 1980, 1988. UUD Republik Korea terdiri atas Pembukaan, 130 pasal serta Aturan Tambahan.

Nah...itulah sekedar sejarah singkat tentang UUD Republik Korea.. Bagi saya sendiri yang menarik bukanlah sudah berapa kali UUD itu di amandemen, bagaimana isinya dijalankan pemerintah maupun warga Korea, tetapi cara mereka merayakan pengesahannya.

Bertempat di halaman gedung DPR Republik Korea, pada tanggal 17 Juli malam, penduduk Seoul, pejabat pemerintah serta anggota DPR periode ke-18, berbaur menikmati perhelatan yang diselenggarakan oleh kantor sekretariat DPR. Bagi saya yang datang dari suatu negara yang memiliki sejarah yang hampir sama, sama-sama pernah dijajah, merdeka pada tahun dan bulan yang sama (Korea 15 Agustus 1945, Indonesia 17 Agustus 1945), namun memiliki "nasib yang berbeda", memandang perhelatan yang diselenggarakan sangat mewah dan meriah...hampir seperti peringatan Hari Kemerdekaan..

Bayangkan disamping mengundang penyanyi-penyanyi yang sedang ngetop saat ini, seperti kelompok Jewelry, Dong Bang Shinggi, dll, panitia penyelenggara juga menghibur masyarakat dengan pertunjukan kembang api.. yang tentunya menghabiskan biaya yang cukup besar.

Yang jelas malam itu cukup meriah... seakan-akan semua masalah seperti kesulitan ekonomi akibat kenaikan harga minyak dan kebutuhan pokok lainnya, hilang ...tidak dirasakan. Padahal pada kenyataannya, kesulitan ekonomi seperti yang dirasakan rakyat Indonesia juga menerpa warga Korea Selatan... mungkin yang berbeda adalah tingkat "keparahannya". Disini..di Korea sich...belum sampai mengalami pemadaman bergilir...hehe....

Ya..mudah-mudahan petinggi-petinggi pemerintahan di negeri tercinta, dapat belajar dari cara negara Ginseng ini memperoleh kemajuan, namun sebelumnya tentunya ...hal yang paling penting adalah memperbaiki moral dulu...agar orang-orang yang bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan UU tidak sepantasnya dikenai hukuman karena melanggar UU (hukum=red)...sehingga harus "menginap" di "Hotel Prodeo"... Sadar.......

Thursday, July 10, 2008

Aku dan Putro Indonesia Kucinta

Mungkin anda setuju kalau promosi Budaya dapat dilakukan semua orang ketika mereka berada di negara lain. Penyebaran kebudayaan yang begitu beragam di negeri tercinta tentunya tidak hanya harus dilakukan oleh pemerintah atau pihak-pihak tertentu saja. Kita semua yang mengaku warga negara Republik Indonesia, sudah sepatutnya berpartisipasi dalam hal ini. Sekecil apapun yang kita lakukan, mudah-mudahan akan bermanfaat dalam memperkenalkan Ibu Pertiwi.

Nah, sebuah kelompok yang menamakan dirinya PUSAKU-Putro Indonesia Kucinta, beberapa waktu yang lalu melakukan kunjungan ke studio kami, KBS WR setelah menyelesaikan kegiatan mereka di Tokyo, Jepang selama 15 hari. Kami juga sempat melakukan wawancara serta makan malam bersama di kantin kantor.

Saat berada di Tokyo, katanya...mereka melakukan pertunjukkan kebudayaan seperti tarian dan nyanyian.

Menurut ketua rombongan PUSAKU, Frida kegiatan yang mereka lakukan semuanya dibiayai dari kantong peserta yang rata-rata masih remaja. Setiap peserta harus mengeluarkan dana kira-kira 26 juta rupiah, untuk kegiatan 19 hari tentunya belum termasuk oleh-oleh.

Em...pasti mereka ini anak-anak dari orang kaya atau pejabat di Indonesia, karena bagi saya sendiri cukup berat untuk mengeluarkan dana sebesar itu saat akan cuti ke Jakarta.

Dibalik dana yang mereka harus keluarkan dan missi yang mereka jalankan, remaja-remaja ini sepertinya sangat menikmati perjalanan mereka, saat berada di Seoul. Remaja-remaja ini mengatakan bahwa mereka sangat terkesan dengan kota-kota yang mereka kunjungi termasuk Seoul tentunya. Mereka sangat kagum dengan keindahan, kebersihan dan keteraturan serta kemudahan sistem transportasinya. Dan tidak lupa bangunan-bangunan bersejarah yang masih terjaga dengan baik.

Alanglah baiknya kalau kita (pemerintah + masyarakat Indonesia=red) dapat melakukan hal yang sama dalam memelihara keindahan, kebersihan, keteraturan, disiplin, kenyamanan de es be agar orang lain mau datang ke negeri tercinta, apalagi tahun ini tahun kunjungan Indonesia.