Monday, August 9, 2010

Alun-alun Gwanghwamun


Bagi anda yang sudah pernah ke Seoul, Korea Selatan nama Gwanghwamun mungkin sudah tidak asing bagi anda. Sebelum dijadikan sebagai alun-alun, daerah ini adalah jalan dua arah yang selalu padat dengan kenderaan. Disebelah kiri dan kanan jalan berdiri perkantoran pemerintah serta gedung theater Sejong. Namun sejak 1 Agustus 2009 jalan padat kenderaan itu disulap menjadi ruang terbuka yang menjadi tempat masyarakat untuk bermain.
Dialun-alun ini pengunjung dapat melihat patung Raja Sejong, pencipta huruf Hangeul Korea, dan patung Laksamana Yi Sun-sin yang terkenal dengan keberaniannya dalam menghadapi musuh dalam pertempuran laut. Disamping itu kita juga dapat menikmati taman serta aliran air dan air mancur yang selalu membuat anak-anak bahagia.

Disini kita juga bisa melihat patung mahluk mistis mirip singa bernama "haechi".
Pada hari-hari tertentu pengunjung juga bisa berfoto dengan mengenakan pakaian tradisional (kerajaan) Korea, yang dapat dipinjam dengan gratis...

Yang jelas alun-alun Gwanghwamun adalah salah satu tempat yang layak untuk di kunjungi saat anda ada di Seoul...

Wednesday, June 30, 2010

"Setan Merah" kelompok pendukung Kesebelasan Korsel

"Setan Merah" dengan teriakkannya "Dae ha mingguk" berhasil menarik perhatian dunia pada setiap perhelatan Piala Dunia, tidak terkecuali pada Piala Dunia 2010 Afrika Selatan .
Mereka disebut "Setan Merah" karena memang mengenakan kaos berwarna merah serta tanduk berwarna merah (khas karakter setan yang sering digambarkan dalam cerita-cerita seram", ditambah make up wajah dengan berbagai rupa.
Untuk tahun ini, gelombang "Setan Merah" yang turun ke jalan-jalan atau berkumpul di lapangan tidak kalah dengan saat Korea Selatan dan Jepang menjadi tuan rumah Piala Dunia pada tahun 2002.
Katanya, pada saat timnas Korsel bertanding ratusan ribu masyarakat yang berpakaian kaos merah memberi dukungan di jalan-jalan atau lapangan dimana mereka dapat menyaksikan tayangan langsung lewat layar lebar (LED).
Tempat favorit bagi "setan merah" berkumpul adalah daerah Gwangwamun dan alun-alun Seoul, dan juga taman pinggiran sungai Han di Yeouido.
Pada saat pertandingan Korea Selatan melawan Argentina, saya juga ikut bergabung dengan 'Setan Merah" di alun-alun Balai Kota Seoul.
Saat pertama kali melihat orang-orang yang berkumpul ungkapan pertama yang keluar dari mulut saya adalah wah.... gila. Mereka memang "gila", gila nasionalisme. Bayangkan dari sore-sore, sekitar 4-5 jam sebelum pertandingan dimulai, orang-orang "gila" yang menyebut dirinya dengan "setan merah" sudah mulai berkumpul untuk memberikan dukungan bagi timnas kesebelasan Korea Selatan.
Menjelang pertandingan dimulai, para pendukung ini dihibur oleh artis-artis Korea dengan lagu-lagu dukungan, dan pemicu semangat, seperti Oh Daehamingguk.
Salah satu hal yang patut diacungi jempol dari sikap dan tindakan "setan merah" adalah tertib, tidak bikin onar, serta saat mereka bubar seusai pertandingan mereka dengan secara suka rela mengumpulkan sampah yang berasal dari mereka sendiri.
Bagi saya sendiri sikap mereka jauh lebih menarik daripada menonton pertandingan itu sendiri.

Tuesday, April 6, 2010

Josephine "Obin" Komara dan William Wongso beraksi di Seoul


Siapa yang nggak kenal dua selebritis Indonesia ini, Obin "si tukang kain" dan William Wongso "si tukang resep masakan". Beberapa waktu lalu Obin datang ke Seoul untuk menjajaki pameran hasil karyanya, sedangkan William Wongso untuk menghadiri pelantikannya sebagai duta promosi masakan Korea. Pada waktu bertemu dengan kedua selebritis ini saat itu, saya menanyakan kapan mereka akan beraksi di Seoul, Obin dengan kain tenunnya dan William Wongso dengan resep masakannya.

Sekarang mereka telah menjawabnya, dengan bekerjasama dengan KBRI Seoul dan sponsor lainnya, Josephine "Obin" Komara "memamerkan" sebanyak 120 karyanya di Gedung Korean Foundation serta melakukan kegiatan peragaan cara membatik di Universitas Wanita Ehwa, dan William Wongso "memamerkan" masakannya di Hotel Lotte Seoul serta demo masak di Wisma Duta KBRI Seoul yang dihadiri ibu-ibu dharma wanita serta masyarakat lainnya.

Keberadaan kedua selebritis ini di Seoul tentunya tidak terlepas dari upaya kedua orang ini untuk lebih memperkenalkan Indonesian secara umum; kain tenun (batik) serta masakan Indonesia secara khusus.

Sudah seharusnya kita merasa bangga memiliki anak-anak bangsa yang peduli dengan kekayaan budaya Ibu Pertiwi.

Indonesia yang memiliki keragaman tradisi dan budaya yang luar biasa sepatutnya lebih berkembang dan dikenal masyarakat dunia dari negara-negara yang memiliki kebudayaan yang sedikit, tapi mampu mempesona permirsa televisi Indonesia, lewat sinetronnya...

Friday, March 26, 2010

Menko Hatta Radjasa dan Masyarakat Indonesia di Korsel


Pada tanggal 25 dan 26 Maret lalu, Menko Perekonomian Indonesia Hatta Radja beserta sekitar 150 anggota rombongan berkunjung ke Seoul untuk mengadakan pertemuan ke-2 Joint Task Force antara Indonesia dan Korea Selatan. Tujuan dari pertemuan itu sendiri adalah untuk mempererat hubungan kerjasama kedua negara terutama dibidang ekonomi dan investasi.

Menurut Menko, Indonesia sebagai emerging market adalah tujuan investasi yang sangat menjanjikan, tidak terkecuali bagi investor Korea. Hubungan kemitraan strategis antara kedua negara yang sudah terjalin sejak pemerintahan mendiang Presiden Roh Moo-hyun yang di tandatangani di Jakarta pada 4 Desember 2004, menurut Hatta masih perlu terus ditindaklanjuti serta ditingkatkan.

Dalam kesempatan itu beliau juga memaparkan beberapa angka-angka (target) yang ingin dicapai Indonesia dimasa depan, seperti pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5% untuk 2010, dan GNP sebesar US $ 4000 pada tahun 2014 dst..

Yang jelas, semua program pemerintah sekarang kedengarannya sangat menarik dan bagus. (?)
Ya..mudah-mudahan semuanya bukan hanya menjadi angka-angka diatas kertas saja...
Seperti biasa, KBRI sebagai tuan rumah, dalam kesempatan itu juga menyediakan santap malam..yang nampaknya semua yang hadir cukup dapat menikmatinya..

Dalam kesempatan itu, Hatta Radjasa juga meluangkan waktu untuk menjawab beberapa pertanyaan serta mendengarkan keluhan dan keinginan dari berbagai kalangan masyarakat Indonesia yang ada di Korea, mulai dari masalah kebijakan pendidikan sampai ekonomi dan politik de el el. Semua pertanyaan nampaknya dapat dijawab dengan baik oleh pak menteri serta bersedia menampung semua keluhan dan keinginan, kecuali pertanyaan yang saya ajukan malam itu..Pak menko berjanji akan memberikan hasil-hasil pertemuan mereka dengan pihak Korea Selatan..karena yang saya butuhkan memang adalah data-data...




Thursday, January 7, 2010

Korea Dilanda Badai Salju

Salju...emm siapa yang tidak pernah mendengar kata ini, dan siapa yang tidak suka dengan nuansa romantis yang hadir ketika salju sedang turun..

Namun...kalau yang turun adalah badai salju, maka semua orang akan "membencinya", karena yang timbul bukan lagi nuansa romantis dan keindahan tapi malapetaka.

Pada tanggal 4 Januari 2010 lalu, badai salju melanda wilayah tengah Semenanjung Korea. Salju yang turun dari tengah malam hingga siang hari membuat semua orang kesulitan, terutama para pegawai, atau pedagang yang ingin melakukan aktifitasnya pada hari kerja pertama di tahun 2010 ini. Menurut BMG Korea, salju kali ini merupakan yang terlebat dalam 41 tahun terakhir bagi daerah Seoul. Ketinggian curah salju rata-rata 20-30 sentimeter, bahkan mencapai diatas 50 cm didaerah tertentu seperti Gangwon.

Salju tebal ini menyebabkan sistem transportasi terganggu. Perjalanan kereta bawah tanah dan bus menjadi tidak teratur. Pada hari itu (4 Januari), banyak orang yang terlambat masuk kerja karena kemacetan yang luar biasa, atau kendaraan yang tidak bisa bergerak sama sekali.

Bahkan ada cukup banyak orang yang terjebak didalam kereta atau bus sampai berjam-jam.
Pokoknya salju tebal membuat semuanya kacau balau-bukan kesenangan...




Friday, October 30, 2009

Aku dan Liburan Musim Semi&Gugur

Musim yang paling disukai masyarakat negara yang memiliki 4 musim adalah musim semi dan gugur. Demikian juga dengan masyarakat Korea. Pada musim semi udaranya tidak begitu dingin dan juga belum panas. Pada musim ini dedaunan segar berwarna hijau menghiasi setiap pepohonan. Terutama di daerah pegunungan, sejauh mata memandang yang terlihat adalah hijaunya dedaunan. Sementara pada musim gugur dedaunannya bukan berwarna hjau tetapi berubah menjadi kuning atau merah sebelum kemudian gugur.

Masyarakat Korea biasanya menikmati musim semi atau gugur dengan mengadakan perjalanan keluar kota. Nah..didalam masyarakat Korea, terutama yang sudah berumur (60 tahun keatas) ada suatu "pandangan" bahwa mereka harus menikmati keindahan musim (terutama) musim semi dan gugur. Alasannnya ? Mereka mengatakan kalau tidak menikmati musim semi atau gugur di tahun ini, siapa tahu tahun depan tidak bisa lagi, karena musim ini hanya datang sekali setahun, jadi untuk dapat menikmatinya harus menunggu 1 tahun lagi. Kalau ajal menjemput bagaimana ?? Nah..oleh karena itu sudah menjadi pemandangan yang biasa, melihat kakek-kakek, atau nenek-nenek banyak yang naik gunung.

Bagi keluarga yang tidak kuat naik gunung mereka biasanya akan pergi ke pantai atau sungai-sungai kecil yang ada di lembah gunung. Lokasi tempat-tempat seperti ini biasanya cukup jauh dari Seoul. Yang terdekat, ya...sekitar 2 jam dari Seoul.

Disini biasanya tempat-tempat rekreasi seperti ini dipenuhi oleh restoran-restoran sederhana, yang sepertinya sudah bagi-bagi kapling. Artinya setiap restoran memiliki kapling tertentu (walaupun ini tidak ada aturan tertulisnya), dimana tamu-tamu mereka dapat menikmati atau mandi di aliran sungai yang ada di sekitar restorannya.

Untuk mendapatkan tempat yang lebih bersih dan nyaman kami memilih restoran yang paling atas. Disini kita bisa mandi atau sekedar menangkap ikan-ikan kecil sambil makan makanan yang kita pesan. Tentunya setiap restoran menawarkan makanan khas masing-masing. Nah kami memilih restoran ini, karena katanya sayur-sayuran terutama jamur yang dimasak dicari atau dipetik langsung dari gunung, benar-kagak nggak tahu juga deh..

Restoran yang bagus, kita bisa cari lewat internet. Kemudahan dalam mengakses internet merupakan salah satu kelebihan Korea. Dalam hal ini Korea masih lebih maju daripada negara-negara industri lainnya.





Wednesday, September 9, 2009

Aku dan Alun-alun Gwanghwamoon


Pemda Seoul akhirnya membuka alun-alun Gwanghwamun bagi masyarakat umum setelah menjalani proses pembangunan selama 15 bulan. Tempat yang dulu menjadi pembatas jalan ini di "sulap" menjadi taman terbuka yang dapat dinikmati masyarakat. Ditempat yang terletak di depan gedung pusat kesenian Sejong ini, masyarakat dapat melihat patung laksamana Yi, beberapa catatan perjalanan sejarah yang dituliskan diatas prasasti dan juga yang tidak kalah menariknya khususnya bagi anak-anak adalah air mancur. Disini kita juga bisa melihat simbol kota Seoul Haechi.

Gwanghwamun adalah gerbang utama Istana Gyeongbok dan didirikan tahun 1399. Diantara gerbang utama istana dinasti Chosun, Gwanghwamun memiliki 3 buah pintu di dalamnya. Gwanghwamun dibakar saat invasi dari Jepang, yaitu perang Injinwaeran, sehingga raja Gojong membangunnya kembali pada tahun 1865 bersama dengan pendirian kembali bagian-bagian istana Gyeongbok. Namun, pada tahun 1927, lokasi Gwanghwamun dipindahkan oleh pemerintah kolonial Jepang ke arah utara untuk menghancurkan budaya khas Korea, dan akhirnya rusak akibat pengeboman saat perang Korea 1952. Gerbang Gwanghwamun yang berdiri sebagai gerbang utama hingga sekarang merupakan hasil renovasi pada tahun 1968, namun gerbang tersebut juga dibongkar bulan Nopember 2006 dan menjalani renovasi. Renovasi itu memiliki dua buah makna. Yang pertama adalah memulihkan penampilan aslinya dengan menggunakan bahan batu dan kayu yang menggantikan besi dan beton. Yang kedua adalah memindahkan ke lokasi aslinya dengan memperbaiki arah dan lokasinya.