Friday, February 29, 2008

Aku dan Kimchi

Kata orang bijak Makan untuk Hidup, bukan Hidup untuk Makan. Terus... kalau kita nggak bisa makan gimana donk biar bisa hidup ??? Ya...mau nggak mau harus makan. Kalau memang mau hidup, makanannya cocok atau tidak...apa boleh buat harus dimakan...katanya kan mau hidup !!Nah...awal pertama tinggal di Korea, rasanya amat tersiksa sekali. Kenapa ?? Ya urusan makan tadi....Rasa makanannya (untuk beberapa jenis) sangat jauh berbeda dengan Indonesia. Apalagi bagi saya yang berasal dari Sumatera Utara. Walah....kontras sekali...

Saya sudah tidak ingat lagi...berapa lama waktu yang saya butuhkan untuk bisa makan kimchi, baik itu kimchi sawi putih atau kimchi lobak dan lainnya (sampai sekarang saya kurang hafal ada berapa jenis kimchi). Kimchi, selain rasa khasnya yang asam-asam pedas (mirip asinan kali ya...), juga memiliki bau yang khas (maaf.... saya tidak tega untuk mengatakannya...coba cium aja nanti..ya). Nah...kedua hal inilah yang membuat saya (dulu lho) ogah untuk makan kimchi.

Terus sekarang gimana ???

Sekarang saya doyan banget itu sama yang namanya kimchi. Kalau makan tidak ada kimchi rasanya belum lengkap. Namun saya paling suka kimchi yang baru dibuat. Kimchi yang baru dibuat, katakanlah....baru satu atau dua hari..rasanya belum begitu asam dan baunya juga belum begitu menyengat. Tapi kata teman-teman disini, sebenarnya..kimchi yang sudah mengalami fermentasi secara sempurna (prosesnya bisa makan waktu lebih dari seminggu) jauh lebih enak dan berkasiat.

Tahu nggak...Kimchi dengan rasanya yang asam-asam pedas itu, dapat merangsang nafsu makan saya. Sehingga kata teman-teman selama ada di Seoul, saya tambah gemuk...heeee

Nah cara membuat kimchi sebenarnya tidak terlalu sulit (bagi yang ngerti lho). Katanya...sawi putih (tetap keadaan utuh, tidak dipotong) dicuci bersih. Kemudian dibaluri garam dan bumbu cabe yang sudah disiapkan (bahannya apa saja nanti saya cari tahu ya....sabar). Lalu disimpan didalam guci yang ditaman dalam tanah. Tunggu beberapa hari untuk mendapatkan kimchi yang sudah jadi. Kalau di Indonesia saya kurang tahu apa bisa bikin kimchi...karena suhu udaranya berbeda. Tapi beberapa waktu yang lalu...salah satu perusahaan Korea sudah mengeluarkan produk Kulkas Kimchi. Kalau di Indonesia kulkas ini sudah ada saya kira tidak ada salahnya untuk mencoba....


Aku dan Lomba Menyanyi Bagi TKI di Korea


Musik adalah bahasa universal yang tidak hanya dapat mempersatukan manusia dari berbagai ragam suku bangsa, tapi juga mampu menghibur sekaligus mengobati rasa rindu terhadap kampung halaman. Dengan melihat betapa besarnya makna sebuah seni yang memiliki nama musik ini, maka Radio KBS World- Siaran Bahasa Indonesia pada bulan Desember tahun 2007 menyelenggarakan Lomba Menyanyi lagu Korea bagi Tenaga Kerja Indonesia di Korea. Kegiatan tersebut merupakan yang kedua, yang pertama dilaksanakan pada tahun 2005.

Persiapan penyelenggaraan lomba lumayan menguras energi dan pikiran. Kenapa ? Ya...karena ada kesulitan untuk menyebarkan informasi pelaksanaan lomba kepada rekan-rekan TKI di Korea karena tempat tinggal mereka sangat menyebar disamping jadwal kerja mereka yang tidak seragam. Terus apa donk yang dilakukan panitia ? Melihat kenyataan bahwa 2 minggu menjelang penyelenggaraan lomba jumlah peserta yang mendaftar masih sangat minim sekali, akhirnya panitia memutuskan untuk mengadakan "jemput bola". Artinya, panitia disebar kekantong-kantong atau daerah dimana banyak TKI berkumpul pada hari Minggu. Saya... yang didalam kepanitian ditunjuk sebagai MC juga kebagian tugas untuk menyebar informasi sekaligus mengadakan pendaftaran langsung di tempat. Memang jadi sedikit aneh...namun mengasyikkan....ada sedikit tantangan... begituloh... Jadi pada hari minggu kami pergi ke daerah Guro (disini ada musholla, gereja, dan restoran masakan Indonesia) dan daerah Ansan (disini juga ada beberapa restoran yang menyediakan masakan Indonesia). Ansan adalah suatu daerah industri (banyak pabrik) dimana banyak tenaga kerja asing TKA bekerja.

Namun untuk mengenal para TKI cukup mudah. Tahu nggak caranya ? Ya... banyak dari TKI yang memiliki rambut panjang, disamping mereka cenderung berkumpul-kumpul dan ngobrol dengan menggunakan bahasa daerah masing-masing (kebanyakan jawa) yang tentu saja gampang dibedakan dengan TKA dari Vietnam, Philipina atau Kamboja. Saya dan teman-teman (kang Yaya, Hong Chae-Eui, Kim Mi-no, Won Jae-young, dan Lina; emangnya kenal ama mereka heee..) dengan melawan dingin (saat itu awal musim dingin ditambah angin berhembus kencang) keluar masuk restoran tempat berkumpul TKI dan kadang-kadang menanyakan langsung orang-orang yang lalu-lalang apakah mereka TKI. Kalau mereka jawab ya...kami langsung tawarkan agar mereka ikut lomba atau memberikan imformasi kepada teman-teman mereka tentang pelaksanaan lomba tersebut. Kesempatan tersebut juga kami manfaatkan untuk menikmati masakan Indonesia. Karena memang sudah cukup lama tidak merasakan makanan Indonesia.

Singkatnya pejuangan kami memberikan hasil. Pada saat penutupan pendaftaran ada sebanyak 53 peserta. Setelah diadakan seleksi maka terpilih 13 orang finalist. Nah...ke13 orang finalist ini bersaing mempertunjukkan kebolehan masing-masing diatas panggung KBS.
Kemampuan mereka dinilai oleh 5 orang juri 2 dari KBS dan 3 dari luar diantaranya penulis lagu Jeong Eui-song. Panitia juga mengundang dua penyanyi tamu yaitu
Eru dan Seo Young-eun. Nah...lebih menarik lagi bapak Dubes RI untuk KorSel saat itu, Jacob Tobing dan Ibu juga berkesempatan menyumbangkan lagu.. Ternyata bapak dan ibu dubes hobbi juga menyanyi dan suaranya cukup bagus lho...

Setelah seluruh finalist tampil, maka dewan juri akhirnya memutuskan, Christiadi Anggriadi P, sebagai juara I, hadiahnya lumayan 1 juta won (sekitar 10 juta Rp) plus Piagam, sedangkan juaran II, Franky Tamba dan Andi Yurianto (500 ribu won) plus piagam, dan juara III, Hengki Berneko dan Artono (300 ribu won) Plus Piagam. Ada juga juara harapan lho, Eni Srihastutik (dapat kamera digital). Dan yang patut diacungi jempol adalah ada pemenang yang ingin menyumbangkan hadiah uang yang diterima untuk anak-anak jalanan di Indonesia (terlepas benar atau tidak). Yang jelas orang-orang seperti mereka dengan status TKI masih memiliki niat untuk membantu orang lain.




Thanks...Good, lomba menyanyi tersebut dapat berlangsung dengan sukses.

Aku dan Jimjilbang







Kalau anda pernah ke Korea atau suka membaca buku tentang Korea, maka anda pasti pernah mendengar kata Jimjilbang atau tahu tentang Jimjilbang, bahkan mungkin sudah pernah masuk ke Jimjilbang.



Bagi yang belum tahu...penasaran nggak sich dengan apa yang dimaksud dengan Jimjilbang itu ?



Gini...Jimjilbang itu adalah tempat pemandian air panas (sauna) khas Korea.



Kalau cuma pemandian sauna saja, barangkali tidak ada yang menarik untuk diceritakan tentang tempat ini. Tapi itu lho... tadi kata khas nya itu yang bikin menarik sekaligus bisa bikin yang masuk tempat ini kaget luar biasa, berdiri bulu romanya atau bahkan mual-mual...hehee....



Emangnya ada apa didalam sana ???



Ya...didalam Jimjilbang kita akan menemui beberapa kolam air panas dengan berbagai bentuk, suhu panas yang berbeda serta khasiat yang berbeda. Dan juga tidak ketinggalan ada ruang uap panas yang terbuat dari jenis batu-batuan tertentu yang diyakini memiliki khasiat untuk mengobati rematik, penyakit kulit dan membakar lemak.



Tapi...sebenarnya yang menarik dari Jimjilbang ini bukan khasiatnya itu. Terus apa donk ?



Yang paling menarik adalah orang-orang yang mandi disana. Semua orang yang mandi ditempat itu harus telanjang bulat !!! Kebayang nggak sich...kalau anda mandi suatu tempat dimana semua orang telanjang. Memang tempat mandi laki-laki dan perempuan terpisah dan tidak bisa saling melihat. Coba bayangin.....kalau anda mandi dengan teman, pimpinan, bawahan, adik, kakak, ipar, anak atau bahkan orangtua anda semuanya dalam keadaan telanjang....



Bagi masyarakat Korea hal ini biasa-biasa saja. Katanya untuk menunjukkan bahwa disaat itu semuanya sama, tidak ada atasan, bawahan, teman, ipar, adik, dll. semuanya sama, satu derajat.



Tapi bagi saya orang Indonesia hal itu seperti membawa saya hidup di jaman dimana belum ada moral, etika, rasa malu dsb. Ketika seorang teman mengajak sama masuk ke sebuah Jimjilbang, saya merasa kalau saat itu saya berada dibuah tempat yang sangat aneh yang belum pernah saya kunjungi. Dengan perasaan ragu-ragu bahkan kelihatan bodoh, saya tanya kepada teman yang membawa saya "kita mandi telanjang?" Dengan ringan dia menjawab "ya memang harus telanjang". Dalam hati saya berkata "gila... ini sudah gila".



Kemudian kalau sudah puas mandi, anda bisa makan atau menikmati makanan ringan yang dijual di kantin didalam Jimjilbang tersebut. Kalau anda mau menginap disana, ya...silahkan karena sebuah ruangan yang cukup luas juga sudah tersedia bagi orang yang ingin menginap. Disini...beda, laki-laki dan perempuan gabung. Diruangan ini anda bisa melihat orang tidur dengan segala gayanya. Ada yang mendengkur, meringkuk, ileran, bahkan mungkin berteriak karena bermimpi. Bagi yang sedang pacaran atau suami istri, mereka tidur berpelukan ya...nggak masalah, yang penting tidak sampai melakukan hubungan suami istri saja. Masalah pakaian ganti....jangan khawatir karena ketika anda membayar tanda masuk, anda akan diberikan pakaian ganti, yang terdiri dari kaus dan celana pendek, semuanya seragam. Ya....bagi saya Jimjilbang adalah tempat tidak akan saya masuki lagi. Bagi anda....kalau penasaran, jika ada kesempatan silahkan mencoba. Gitu aja kok repot....Sampai ketemu dengan cerita menarik lainnya !!!!