Demonstrasi, unjuk rasa atau protes-apapun julukannya biasanya dilakukan oleh sekelompok orang atau masyarakat untuk menolak suatu kebijakan. Kegiatan ini bisa kita temukan dinegara tertinggal, berkembang bahkan negara yang sudah menyatakan dirinya negara maju....artinya demonstrasi bisa ditemukan dimana-mana didunia ini...tapi mungkin yang membedakan mereka hanya cara melakukannya, hal atau masalah yang sedang di protes...
Unjuk rasa kali dilakukan dengan tertib dari pagi hingga malam hari. Pada malam hari mereka menyalakan lilin sebagai bentuk keprihatinan sekaligus menggalang kebersamaan.
Nah...Perjanjian Perdagangan Bebas FTA sering kali menuai protes dari masyarakat salah satu dari atau kedua negara terkait, dan karena unjuk rasa tersebut, tidak jarang ada banyak korban yang berjatuhan atau bahkan sampai meninggal...karena tindakan oknum-oknum tertentu yang tidak berprikemanusian....kemudian siapa yang salah ??? Saya...secara pribadi tidak ingin mencari kambing hitam...(karena kadang kala kalau sengaja cari kambing hitam "harganya jadi mahal"--buat obat kali....)
Di Korea Selatan, terutama di ibu kota Seoul...Demonstrasi anti FTA lebih khusus anti daging sapi impor dari Amerika Serikat sudah berjalan beberapa hari. Unjuk rasa yang melibatkan politisi, peternak, masyarakat umum bahkan pelajar ini dipicu oleh keputusan pemerintah Seoul untuk membuka secara penuh pasar Korea bagi daging sapi impor dari AS.
Emangnya kenapa ? Bukannya bagus..sehingga masyarakat dapat menikmati daging sapi dengan harga murah ? Mungkin dari satu segi ada benarnya. Tapi persoalannya bukan sampai pada harga murah saja. Ada masalah yang lebih besar yang tidak dapat diterima oleh masyarakat. Apa ? Ya...penyakit sapi gila.
Didalam pembahasan yang dilakukan juru runding kedua negara disepakati bahwa Korea harus menerima daging sapi impor dari AS, termasuk bagian-bagian yang dapat membawa virus penyakit sapi gila. Nah..inilah yang membuat masyarakat marah. Lho...kok pelajar sampai ikut segala ? Begini...ternyata ditengah-tengah masyakat Korea telah berkembang desas-desus bahwa daging sapi impor itu akan dimasukkan ke kantin sekolah. Terus....maksudnya, ya...mereka (pelajar) tentunya akan menjadi korban, kalau...daging yang di impor mengandung virus sapi gila.
Sedangkan berdasarkan kesepakatan, pemerintah Korea tidak memiliki kekuatan untuk menghentikan impor, kalau penyakit sapi gila sedang merebak di AS. Gitu...lho. Sekarang pertanyaannya adalah apa sapi-sapi dari AS rentan terhadap penyakit sapi gila ??? Katanya...(bukan kata saya lho), emang iya, karena sapi-sapi disana diberi makanan yang terlalu banyak mengandung protein untuk memacu pertumbuhan...sedang tindakan itu sendiri sering kali menyebabkan sapi-sapi yang diternakkan terjangkit penyakit sapi gila..
No comments:
Post a Comment