Tuesday, April 28, 2009

Keluargaku dan Seould Grand Park


Pada hari Minggu yang cerah namun masih terasa dingin 19 April, keluargaku berjalan-jalan ke Seoul Grand Park yang letaknya persis bersebelahan dengan Seoul Land, taman bermain (seperti Ancol) yang sudah mereka kunjungi pada musim dingin 2 tahun lalu.

Seoul Grand Park adalah suatu taman tema yang memiliki beberapa tempat permainan, dan juga kebun binatang. Disini juga terdapat sebuah danau kecil (seperti taman Ria Senayan) dan kereta gantung yang mengelilingi seluruh area Seoul Land. Karena datang agak sore keluargaku tidak dapat menikmati semua fasilitas yang ada di Seoul Grand Park. Kami hanya duduk-duduk di pinggir danau dan kemudian jalan-jalan disekitarnya. Walaupun pinggiran danau tidak rapi, namun banyak juga orang yang menggelar tikar disana sambil menikmati makanan yang mereka bawa. Pinggir danau ini juga dimanfaatkan oleh pasangan kekasih untuk menikmati hari libur mereka.

Disamping fasilitas yang dapat di nikmati di dalam area Seoul Grand Park, para pengunjung juga dapat menikmati berbagai jenis makanan yang di jual sepanjang jalan menuju gerbang Seoul Land maupun Seoul Grand Park. Terkait makanan ini, keluargaku cukup penasaran karena masih ada beberapa jenis makanan yang belum mereka coba ketika mereka datang ke Seoul 2 tahun lalu. Salah jenis makanan yang membuat mereka penasaran adalah makanan kepongpong atau ulat sutra rebus yang banyak dijual di pinggir-pinggir jalan. Saya sendiri, belum pernah memakannya karena bentuk dan baunya yang kurang sedap.

Satu hal lagi yang menarik dari Seoul Land dan Seoul Grand Park ini adalah lokasinya yang cukup strategis, yaitu persis ada di depan pintu kereta bawah tanah. Artinya begitu kita keluar dari stasiun kereta bawah tanah, kita sudah berada di depan taman bermain ini.




















Tuesday, April 21, 2009

Keluargaku dan Taman Yeouido



Pada musim semi tahun ini keluargaku kembali mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Seoul. Suhu udara musim semi yang kurang teratur tahun ini membuat mereka agak sedikit kesulitan untuk menyesuaikan diri. Ketika mereka sampai di Seoul pada tanggal 12 April suhu udara cukup dingin, padahal seminggu sebelum mereka berangkat dari Jakarta suhu udara di Seoul sempat mencapai 20 derajat, jadi menurut saya tidak begitu dingin karena 2 tahun lalu mereka datang pada saat musim dingin dimana suhu udara waktu itu sekitar minus 10 derajat celsius. Sehingga saya tidak menyarankan mereka untuk membawa pakaian tebal (pakaian musim dingin).

Ya, walau masih agak sedikit kedinginan, pada hari kedua di Seoul mereka sudah saya ajak jalan-jalan di sekitar taman Yeouido, taman yang letaknya persis di depan KBS.

Taman Yeouido merupakan taman umum yang di kunjungi cukup banyak orang. Karena selain menikmati keindahan bunga-bunga yang mekar, di sini masyarakat dapat melakukan berbagai kegiatan seperti bersepeda, main sepatu roda, atau duduk-duduk dibawah pohon sampai menikmati makanan. Disamping itu ada juga fasilitas untuk anak-anak dan fasilitas olah raga. Disini juga terdapat beberapa ekor kelinci yang lucu-lucu yang cukup menarik perhatian anak-anak. Tanam Yeouido terlihat cukup indah pada musim semi apalagi kalau di pandang dari tempat kerja saya di lantai 5 gedung KBS yang benar-benar menghadap tanam Yeouido.

Bunga-bunga cherry (sakura) yang tumbuh disekitar taman Yeouido yang mekar sebelum mereka datang sudah mulai gugur, namun bunga-bunga musim semi lainnya masih terlihat dengan keindahannya yang berwarna-warni. Bunga-bunga ini menjadi latar bagi orang-orang yang senang mengambil photo di taman ini.

Thursday, April 16, 2009

Aku dan Pemilihan Legislatif



Pada tanggal 9 April lalu, Indonesia kembali menggelar pesta demokrasi secara serentak di seluruh pelosok tanah air dan juga luar negeri.

Pemilihan kali ini cukup "seru", karena selain cukup banyak partai yang ikut serta, yang menyebabkan kertas suaranya sangat lebar sekali namun tempat untuk memilihnya kecil, caranya juga berbeda dari pemilihan sebelumnya, yaitu "dicontreng" bukan 'dicoblos".

Disamping itu pendaftaran pemilih dilakukan berdasarkan alamat KTP bukan tempat domisi, sehingga banyak anggota masyarakat yang seharusnya memiliki hak memilih akhirnya tidak dapat memilih. Maka tidak jarang terlihat adu argumentasi antara panitia di TPS dengan masyarakat yang merasa berhak untuk memberikan suara.

Dan yang paling seru adalah ketika orang-orangtua kita yang sudah cukup berumur harus melakukan "pencontrengan" dibilik suara yang tidak sesuai dengan ukuran kertas suara. Mereka terlihat benar-benar kerepotan untuk membuka kertas suara yang ukurannya tidak kalah dengan halaman surat kabar. Ditambah lagi, mereka menemukan daftar partai dan calon legislatif yang cukup banyak.

Melihat kondisi pemilihan kali ini saya bertanya-tanya dalam hati, apakah kondisi pemilihan dan kepartaian di negeri tercinta semakin maju atau sebaliknya. Apakah proses demokrasi itu harus ditunjukkan dengan adanya banyak partai peserta pemilihan. Apakah proses demokrasi itu dicerminkan dengan sedikitnya jumlah orang yang memberikan suara dari yang seharusnya. Apakah proses demokrasi itu diartikan dengan harus diulangnya pemilihan dll. Saya sendiri kurang tahu...
Jawabannya ada pada kita, rakyat Indonesia, kami sebagai pemilih, dan anda-anda sebagai calon legislatif atau presiden. Yang jelas kita semua pasti punya suatu keinginan yang sama, yaitu mencapai suatu negara yang disebutkan dalam UUD dasar negara kita. Apa bisa ??? Insyaallah !!!